Powered By Blogger
**==-Welcome to My Blogger Michael Zaodiek-==**

Kamis, 03 November 2011

MODEL SISTEM UMUM PERUSAHAAN

Contoh Perusahaan Bakso Ikan Tengiri.


Komponen Input
      Diperlukan bahan-bahan yang berkualitas sangat baik untuk keperluan produksi ,sehingga sangat penting sekali bahwa suatu perusahaan harus memiliki bahan baku yang berkualitas tingga,tidak hanya itu saja perusahaan juga harus memiliki karyawan-karyawan yang handal dibidangnya agar produk yang dipasarkanya juga maju,dan berkualiatas. alat/mesin produksi juga sangat berperan cukup vital guna menjadikan produknya berkualitas dan betaraf standarisasi internasional

Komponen Proses
       Proses produksi bakso ikan terdiri dari serangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. Skema/diagram alir pembuatan bakso dapat dilihat pada lampiran 3. Untuk menghasilkan kualitas bakso yang baik dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penggilingan Ikan/Pelumatan Ikan
Ikan tenggiri segar dan yang sudah dibersihkan dari duri, tulang, kepala dan kulitnya (fillet) dilumatkan dengan menggunakan mesin penghancur ikan (silent cuter) guna memudahkan dalam pembentukan adonan. Mesin penggiling ikan hanya mampu menggiling ikan sebanyak 12 Kg dan memakan waktu sebanyak 60 menit.
2) Pembuatan Adonan
Ikan tenggiri yang sudah halus dimasukkan kedalam mesin gilingan kasar dicampur dengan tepung tapioka sebanyak 360 Kg, air 4 gayung (6 Kg), dan bumbu-bumbu lain seperti bawang putih 35 Kg, merica bubuk 35 Kg, penyedap rasa 35 Kg dan garam 35 Kg, gula 38 Kg, dan minyak goreng 36 Kg (Tabel 8). Pencampuran semua bahan dilakukan diruang produksi yang berukuran 11 m x 8 m. Setelah semua bahan tercampur rata dan halus/khalis, adonan yang sudah jadi dapat langsung dimasukkan kedalam mesin pencetak bakso. Pembuatan adonan ini berlangsung selama 150 menit.


Komponen output
          adalah barang yang tadi diperoduksi perusahan berupa makanan bakso ikan tengir.


Produksi dan Pemasaran

Produksi
Perusahaan untuk satu kali prosesnya dapat memproduksi bakso sebanyak 972 Kg bakso ikan tenggiri. Satu bungkusnya berisi 50 butir bakso. Jenis bakso yang dihasilkan adalah bakso ukuran sedang. Pembuatan bakso dilakukan bila ada pemesanan terlebih dahulu dan pembuatan bakso ini dilakukan setiap hari.
Pemasaran
Pemesanan dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pemesanan secara langsung dilakukan yaitu konsumen dating langsung ke perusahaan sedangkan pemesanan secara tidak langsung yaitu konsumen memesan melalui telepon. Bakso di pasarkan di supermarket khususnya wilayah jabotabek dan ke pasar-pasar tradisional.

 Tujuan Perusahan
        Mendeskripsikan proses pengolahan bakso ikan tenggiri, menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan ikan tenggiri menjadi bakso ikan, dan menganalisis distribusi nilai tambah pengolahan bakso ikan tenggiri diantara pemilik factor produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan bakso ikan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu penggilingan atau pelumatan ikan, pembuatan adonan, pembentukkan bakso,       perebusan,penirisan/pembungkusan, pengepresan, dan penyimpanan. Distribusi nilai
tambah pengolahan bakso ikan untuk tenaga kerja, sumbangan input lain, dan keuntungan bagi pemilik adalah tidak merata. Marjin terbesar pada pengolahan bakso ikan ikan tenggiri adalah pada sumbangan input lain yaitu sebesar 88,76%

Batasan Penelitian
1) Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah nilai tambah produk pengolahan  bakso ikan tenggiri.
2) Data primer yang digunakan adalah data satu kali produksi.
3) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Hayami, hasil        perhitungan digunakan untuk mengetahui faktor konversi, koefisien tenaga kerja, nilai produk, nilai tambah, rasio nilai tambah, imbalan tenaga kerja, sumbangan input lain, serta tingkat keuntungan dan marjinnya. Data yang digunakan adalah data satu kali   produksi.

Definisi Operasional
1) Output adalah jumlah bakso ikan yang dihasilkan dalam satu kali produksi (Kg).
2) Input adalah jumlah ikan tenggiri yang diolah untuk satu kali produksi (Kg).
3) Tenaga kerja adalah banyaknya HOK yang terlibat langsung dalam satu kali proses produksi ikan
4) Faktor konversi adalah banyaknya output yang dapat dihasilkan dalam satu satuan input, yaitu banyaknya produk bakso ikan yang dihasilkan dari satu kilogram ikan tenggiri.
5) Koefisien tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu kilo gram satuan input.
6) Harga output adalah harga jual produk per satu kilogram (Rp).
7) Upah tenaga kerja adalah upah rata-rata yang diterima tenaga kerja langsung untuk mengolah produk (Rp/HOK).
8) Harga bahan baku adalah harga beli bahan baku ikan tenggiri per kilogram (Rp).
9) Sumbangan input adalah biaya pemakaian input lain per kilogram produk (Rp).
10) Nilai output menunjukkan nilai output bakso ikan yang dihasilkan dari satu kilogram ikan tenggiri (Rp).
11) Nilai tambah merupakan selisih nilai output bakso ikan dengan nilai bahan baku utama ikan dan sumbangan input lain (Rp).
12) Rasio nilai tambah menunjukkan prosentase nilai tambah dari nilai produk.
13) Pendapatan tenaga kerja adalah hasil kali antara koefisien tenaga kerja dan upah tenaga kerja langsung (Rp/Kg).
14) Pangsa tenaga kerja menunjukkan prosentase pendapatan tenaga kerja dari nilai tambah.
15) Keuntungan adalah nilai tambah dikurangi pendapatan tenaga kerja (Rp).
16) Tingkat keuntungan menunjukkan prosentase keuntungan terhadap nilai tambah.
17) Marjin adalah selisih antara nilai output dengan bahan baku atau besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
18) Pendapatan tenaga kerja langsung adalah prosentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (%).
19) Sumbangan input lain adalah prosentase sumbangan input lain terhadap marjin (%).
20) Keuntungan pemilik pengolahan adalah prosentase keuntungan pemilik pengolahan terhadap marjin (%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan bakso ikan terdiri dari 2 bagian yaitu bahan baku utama dan bahan penolong. Bahan baku utama yang digunakan adalah ikan tenggiri yang diperoleh dari Muara Baru Jakarta Utara. Pembelian bahan baku dilakukan setiap hari. Sedangkan bahan penolong yang digunakan adalah tepung tapioka, garam, gula, minyak goreng, penyedap rasa, bawang bombay, dan air.
2) Proses pengolahan bakso ikan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu penggilingan atau pelumatan ikan, pembuatan adonan, pembentukkan bakso, perebusan, penirisan/pembungkusan, pengepresan, dan penyimpanan.
3) Distribusi nilai tambah pengolahan bakso ikan untuk tenaga kerja, sumbangan input lain, dan keuntungan bagi pemilik adalah tidak merata.
4) Marjin terbesar pada bakso ikan tenggiri adalah pada sumbangan input lain yaitu sebesar 88,76%

Saran
Berdasarkan hasil penilaian dan pembahasan, maka dapat disarankan beberapa hal, yaitu :
1) Perusahaan dapat menaikkan harga jual bakso ikan dengan mempertimbangkan kualitas produk dan pelayanan penjualan yang diberikan perusahaan, misalnya perusahaan dapat menambah kualitas bakso ikan pada tiap kemasan, prosentase bahan baku ikan tenggiri ditambah, kemasan lebih menarik. Hal ini dapat membuat perusahaan bersaing dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama secara
sehat.
2) Sebaiknya perusahaan menggunakan atau menyediakan freezer sebagai tempat penyimpanan bakso ikan yang sudah jadi atau yang sudah dikemas, agar bakso ikan dapat bertahan lebih lama lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A. 1994. Anggaran Perusahaan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2002. Kacang-kacangan. Deptan. Jakarta.
Departemen Perdagangan dan Perindustrian RI. 2005.
Industri Kecil dan Menengah 2001-2004. Deperindag. Jakarta.
Hakim, IA. 2002. Analisis Biaya Produksi dan Pemasaran Tahu (Studi Kasus pada pabrik Tahu Sumitas Desa Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Tangerang). Skripsi, Program Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Mercu Buana, Jakarta. (Tidak dipublikasi).
Heriawan, H. 1999. Analisis Pendapatan Usaha Bawang Goreng (Studi Kasus di perumahan BSK Bekasi Jawa Barat).
Skripsi. Program Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Mercu Buana. Jakarta.(tidak dipublikasi)
Hernanto, F. 1995. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta.
Armstrong. 2001. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3Es. Jakarta.
Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN. Yogyakarta. 1994. Akuntansi Manajemen. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN. Yogyakarta. Silvia, R. 1995. Analisis Keuntungan Usahatani Tomat Rianto sacaraHidroponik (Studi Kasus di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Kec.
Megamendung, Kab. Bogor, Jawa Barat). Skripsi, Program Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Mercu Buana, Jakarta. (Tidak dipublikasi).
Soekartawi. 1987. Usahatani. LP3Es. Jakarta.
Soeprapto. 2001. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sujalal. 2002. Sejarah Singkat dan Perkembangan Bakpia Pathok di Yogyakarta. Dalam Laporan Tahunan Koperasi Sumekar Tahun 2002/2003. Yogyakarta.
Supriyasih. 2000. Analisis Struktur Biaya Produksi dan Harga Pokok Minyak Sawit pada PT. PP. LONSUM.Tbk. Skripsi. Program Studi Ilmu-ilmu Sosisl Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak dipublikasi).
Supriyono, RA. 1993. Akuntansi Manajemen I. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Sudarsono, J. 1994. Pengantar Ekonomi Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Swastha, B. 1996. Azas-Azas Marketing. Liberty. Yogyakarta.
Trihandini, A. 2001. Analisis Persediaan bahan Baku Kedelai pada Proses produksi tahu (Studi Kasus pada Pabrik Tahu sumitas Desa karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Tangerang). Skripsi, Program Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Mercu Buana, Jakarta. (Tidak dipublikasi).
Winardi. 1993. Azas-Azas Marketing. Mandar Maju. Bandung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar